watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Aku menjadi objek mansturbasi

Aku memasuki kamarku dan langsung kukunci dari
dalam, kulepas T Shirt tanpa lengan yang kupakai
dan kulemparkan begitu saja di tempat tidur.
Payudaraku yang ranum berwarna sedikit merah
muda di puting dan sekitarnya tampak
menggairahkan. Aku memang sejak kecil tidak suka
memakai bra hingga kini aku jadi tidak memiliki BH
barang satupun, hingga begitu T Shirt kutanggalkan
maka payudaraku pun langsung mencuat,
ukurannya memang sedang-sedang saja namun
bentuknya padat dan menggairahkan hingga dapat
membuat setiap lelaki menelan ludah bila
memandangnya, apa lagi ditunjang postur tubuhku
yang sexy dengan tinggi 170 centimeter, yang
cukup tinggi untuk ukuran seorang wanita.
Kuperosotkan dan kulepas hot pantsku yang mini
model longgar di bagian bawah, hingga tampak
jelas CD model G String warna merah yang saat ini
kupakai. Bentuknya sangat mini dengan seutas tali
nylon yang melilit di pinggangku dan ada ikatan di
kiri dan kanan pinggangku yang ramping. Bulu-bulu
halus kemaluanku tampak menyibak keluar dari sela
sela secarik kain model segi tiga kecil yang tipis
ukurannya, tidak lebih dari ukuran dua jari hanya
mampu menutupi lubang vaginaku. Bentuk G String
yang kupakai memang sangat sexy dan aku sangat
suka memakainya, ditambah seutas tali nylon yang
melingkar melewati selangkanganku tepat mengikuti
belahan pantatku ke atas bagian belakang dan
tersambung dengan tali nylon yang melingkar di
pinggangku.
Dengan sekali tarik ikatan di kanan kiri pinggangku,
maka tak sehelai benang pun kini menutupi
tubuhku, CD kubiarkan tergeletak di lantai. Sambil
telanjang bulat aku berjalan menuju lemari
mengambil sebuah celana pendek mini yang
longgar di bagian bawahnya yang terbuat dari
bahan sutera tipis tembus pandang dan ada celah di
bagian kiri dan kanannya dan tanpa kancing, hanya
menggunakan karet elastis saja. Segera kukenakan
sambil menyalakan komputer dan mengakses
internet. Celana ini memang enak sekali dipakai di
rumah saat tidur, dan aku biasa tidur dalam keadaan
seperti ini, tanpa busana lainnya menutupi tubuhku,
hanya ada celana pendek seperti yang kukenakan
saat ini. Namun tak jarang juga aku tidur tanpa
berbusana sama sekali dan langsung menyusup ke
dalam selimut.
Seperti biasa, email yang masuk ke mail box-ku
sangat banyak. Kubuka satu persatu, bagi pengirim
yang belum pernah mengirim email kepadaku
langsung kujawab emailnya dan kucantumkan
persyaratanku bila ingin berkenalan dan mengobrol
lebih lanjut denganku, sedangkan bagi yang sudah
pernah kujawab emailnya namun tidak memenuhi
persyaratanku tetapi tetap ngotot berkirim email
ingin berkenalan lebih lanjut dan ber email ria,
langsung saja kuhapus emailnya dengan tanpa
memberikan reply. Demikian pula bagi yang
mengirimkan pesan dengan menggunakan nomor
HP-nya melalui SMS langsung saja kuhapus tanpa
perlu membukanya terlebih dahulu. Aku malas
membukanya karena membuang-buang waktu dan
biaya, toh aku juga tidak bisa membalas pesannya
kecuali dengan juga menggunakan SMS, untuk apa
aku harus bersusah payah membuang-buang pulsa
segala, pikirku.
Setelah selesai membuka dan membalas semua
email yang masuk, kuputus akses dengan internet,
namun komputerku tetap kunyalakan karena
rencananya nanti selesai mandi aku akan
mengaksesnya lagi, karena biasanya akan banyak
lagi email yang masuk.
Kulepas celana yang kupakai dan aku memasuki
kamar mandi yang ada dalam kamarku. Kunyalakan
air hangat mengisi bathtub kamar mandiku. Sore ini
aku ingin berendam sejenak sambil menghilangkan
pegal-pegal yang ada di tubuhku. Kutorehkan bath
foam secukupnya dalam air hingga berbusa. Saat
aku menunggu penuhnya air, tiba-tiba
handphoneku berbunyi.
Kalau kudengar dari deringnya, aku yakin ini
datangnya dari salah seorang pembacaku, karena
memang bagi pembaca yang sudah memenuhi
persyaratanku, nomor handphonenya segera
kumasukkan memory dan kukumpulkan dalam satu
nada dering khusus. Kuambil hand phoneku yang
tergolek di atas meja computer, dari layarnya tampil
namanya Amin (nama samaran).
"Yaa..! Halloo..!", sapaku setelah menekan tombol
Yes.
"Hallo..! Hai Lia..! Apa kabar..? Lagi ngapain nich?",
sahut Amin dari seberang.
"Aku sedang mau mandi nich! Emangnya kenapa
dan ada apa menelepon? Entar aja deh kamu telepon
aku lagi ya, aku sudah telanjang bulat nich, sudah
siap-siap mau berendam", belum selesai aku
berkata, Amin langsung memotong
pembicaraanku..
"Eee.. Eeh! Tunggu dulu dong! Biar saja kamu
berendam sambil tetap ngobrol denganku", pinta
Amin.
"Baiklah", jawabku menyetujui sambil meraih hands
free kemudian aku masuk kembali ke kamar mandi.
Hand phone kuletakkan di meja wastafel dan kabel
hands free menjulur ke arah telingaku, aku pun
akhirnya berendam sambil mengobrol dengan
Amin menggunakan hands free.
"Lia! Aku sekarang juga berjalan ke kamar mandi,
sekarang di kamar mandi aku melepaskan celana
dan CD-ku, kondisiku sekarang juga sudah bugil
nich!", Amin mencoba menjelaskan keadaannya saat
itu padaku.
"Emangnya gue pikirin, lagian ngapain kamu ikutan
bugil di sana?", ujarku.
"Lia! Aku ingin melakukan onani sambil ngobrol
denganmu, kamu tidak keberatan kan? Please!
Sekarang penisku sudah selesai kubasahi dan kuoles
dengan shampoo, sekarang mulai kuusap-usap
sambil mengocok-ngocoknya, kamu juga cerita
dong apa yang kamu kerjakan saat ini sambil
memberiku rangsangan", pinta Amin lagi dengan
memelas.
Mendengar penuturan Amin tadi, terus terang aku
sempat membayangkan sejenak dan sedikit mulai
terangsang hingga tanpa kusadari aku juga sudah
mulai meremas-remas payudaraku. Karena aku
memakai hands free, maka aku tetap masih bisa
mengobrol dengan kedua tanganku tetap bebas bisa
beraktifitas. Kuceritakan pada Amin kalau saat ini aku
sedang meremas-remas kedua payudaraku yang
juga sudah mulai mengeras, puting susuku
mendongak ke atas dan mulai kujilati sendiri
bergantian kiri kanan, aku merasakan ada aliran
yang mengalir keluar dari liang senggamaku,
pertanda aku sudah mengalami rangsangan hebat.
Sementara tangan kiriku tetap meremas-remas
payudaraku, tangan kananku mulai turun ke bawah
meraba dadaku, mengelus-elus sendiri pusarku, ke
bawah lagi ke arah vaginaku sambil mengangkat
kedua buah kakiku dan meletakkannya ke samping
bathtub hingga posisiku sekarang terkangkang lebar
hingga memudahkan tangan kananku mengelus
bagian luar vaginaku yang sekitarnya ditumbuhi
bulu-bulu halus. Jari-jariku turun sedikit mengusap-
usap bibir vaginaku sambil menggesek-gesekkan
klitorisku. Aku mulai melenguh menikmati fantasiku,
gesekannya kubuat seirama mungkin sesuai dengan
keinginanku. Tiba-tiba kudengar suara teriakan Amin
dari seberang sana..
"Ooo.. Oocch! Liaa..! Aku orgasme nich!", suaranya
makin lirih, rupanya di seberang sana Amin sudah
berhasil mencapai puncaknya, gila! Dia sepertinya
sangat menikmati penuturanku melalui telepon
sambil terus melakukan aktifitasnya sendiri,
mendengar suara itu aku menjadi semakin
terangsang saja jadinya, jari tengah dan jari manis
tangan kananku mulai kumasukkan ke dalam liang
vaginaku yang sudah semakin berlendir, sementara
jari telunjuk kupakai menggesek-gesek klitorisku.
Rasanya benar-benar membuat darahku mengalir
ke atas kepalaku. Pertama agak sulit masuk, namun
lama-lama setelah melalui beberapa kali gesekan,
bibir vaginaku pun semakin merekah sehingga
memudahkan jari-jariku masuk menembus liang
vaginaku.
Kumainkan jari-jariku di dalam vagina, kuputar-
putar di dalam hingga menyentuh dinding-dinding
bagian dalam vaginaku, rasanya tidak kalah dengan
batang kemaluan yang pernah masuk dan
bersarang dalam liang vaginaku, bahkan lebih hidup
rasanya karena bisa kukontrol sesuai dengan
keinginanku. Kugaruk-garukkan lembut pada
dinding dalam vaginaku, ada kalanya kusentuhkan
pada tonjolan sebesar ibu jari yang ada dan
tersembul di dalam vaginaku, nikmat sekali rasanya.
Aku juga sepertinya akan segera mencapai puncak
kenikmatan. Sekarang tiga jariku yaitu jari telunjuk,
jari tengah dan jari manis tangan kananku
kumasukkan seluruhnya ke dalam liang vaginaku,
kutarik keluar masuk, kukocok-kocokkan makin
cepat, sementara tangan kiriku juga mulai ikut aktif
membantu, jari manis dan jari telunjuk tangan kiri
kupakai menyibakkan bibir vaginaku, sementara jari
tengahnya mengorek-ngorek klitorisku. Kocokan
jari-jari tangan kananku semakin cepat. Aku terus
melenguh.
"Ooh.. Oocch! Aa.. Aacch!", badanku berguncang
keras sehingga air dalam bathtub banyak yang
tumpah keluar membasahi lantai kamar mandiku.
Badanku menggigil hebat, sekali lagi aku melenguh
panjang, dan aku pun mencapai orgasme. Badanku
kini lemas tersandar di punggung bathtub. Dari
seberang sana kudengar suara Amin
menanyakanku..
"Gimana Lia, enak enggak?", Setan.., umpatku dalam
hati, masa masih ditanya enak atau enggak?
"Lia..! Aku sekarang ke rumahmu ya? Kau kujemput
dan kita check in terus melakukan hal yang
sesungguhnya yuk", ajak Amin.
Aku menolak dengan halus ajakan Amin. Setelah
berbincang sejenak aku pamit untuk mematikan
telepon dengan alasan akan melakukan sesuatu.
Akhirnya dengan berat hati Amin pun bersedia
mematikan teleponnya, entah berapa banyak pulsa
sudah yang dia habiskan untuk melakukan sex by
phone denganku sambil beronani.
Terus terang saja walau sudah agak sering kontak
dengan Amin dan kami juga sudah dua kali bertatap
muka, aku sedikit pun tidak berminat berhubungan
badan dengannya. Tingginya sekitar 165 centimeter,
lebih pendek sedikit dariku, badannya agak sedikit
gendut, usianya 32 tahun, sudah beristri dan
beranak tiga. Wajahnya menurut ukuranku juga
tidak ganteng, jadi biasa-biasa saja, tidak ada yang
istimewa bagiku. Aku memang juga membutuhkan
sarana menyalurkan libidoku namun tidak berarti
aku bisa melakukannya dengan siapa saja.
Dalam permainan sex, aku benar-benar ingin
menikmatinya, maka aku juga harus memilih
pasangan yang benar-benar bisa menaikkan
gairahku. Sudah berkali-kali Amin mengajakku make
love (ML) tapi selalu kutolak dengan seribu satu
macam alasan, namun aku tetap tidak
mengutarakan alasan penolakanku, karena aku yakin
dia akan langsung merasa malu dan tersinggung.
Maka lewat tulisanku ini, buat seorang pembaca
yang kuberi nama samaran Amin, aku mohon maaf
dan aku harap kamu juga membaca tulisanku ini
dan dapat mengerti.
TAMAT


Adult | GO HOME | Exit
1/1942
U-ON

inc Powered by Xtgem.com